Perayaan HUT RI ke 74 di Lapangan Berdikari, Danga, Mbay, Kabupaten Nagekeo, Sabtu 17 Agustus 2019.

sergap.id, MBAY- Setelah mencermati berbagai dinamika yang berkembang dewasa ini, Bupati Kabupaten Nagekeo, Johanes Don Bosko Do, mengatakan, tantangan masa lalu masih menjadi tantangan masa depan.

Berikut sambuatan Bupati Don pada upacara HUT RI ke 74 di Lapangan Berdikari, Danga, Mbay, Nagekeo, Sabtu 19 Agustus 2019:

Sebagai bangsa yang besar, hendaknya kita senantiasa menghargai jasa para pahlawan yang memiliki andil besar dalam memerdekakan Bangsa Indonesia.

Untuk itu, marilah kita tundukkan kepala untuk mengenang dan mendoakan para pejuang yang telah gugur membela bangsa. Semoga segala dosanya diampuni dan mereka mendapat tempat yang layak di sisi-Nya.

Demikian pula kepada kita semua, kiranya senantiasa diberikan kekuatan, kemampuan dan keyakinan untuk tetap berjuang mengisi kemerdekaan.

Pada kesempatan berahmat ini, perkenankan saya mengajak hadirin sekalian untuk terus menghormati dan dengan tulus menyampaikan rasa terima kasih kepada para penjasa pembentukan Kabupaten Nagekeo, fungsionaris adat/suku dan anggotanya, petani, peternak, nelayan,pengrajin, tukang ojek, tukang kayu, buruh, pedagang kaki lima, pengusaha, seniman, investor,guru, dokter, perawat, penyuluh, TNI, polisi, jaksa, hakim, advokat, insan pers, pelajar dan mahasiswa serta seluruh komponen masyarakat yang tidak dapat disebut satu persatu, yang telah dengan caranya masing-masing mengambil peran dalam memajukan daerah ini, sejak masa kepemimpinan sebelumnya hingga saat ini.

Presiden Soekarno, Sang Proklamator dan penyambung lidah rakyat, mengingatkan kita agar jangan sekali-kali melupakan sejarah: “Jas Merah”.

Ungkapan ini mengharuskan kita untuk memaknai hakekat Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai tonggak sejarah bangsa yang telah mampu merebut nasibnya sendiri dari tangan penjajah melalui cucuran keringat, air mata, darah, bahkan nyawa.

Proklamasi merupakan peristiwa maha penting saat pendiri bangsa memaklumkan kemerdekaan Indonesia kepada rakyat Indonesia dan dunia, yakni kemerdekaan bangsa, kemerdekaan tanah-air Indonesia, kedaulatan Indonesia dan kemerdekaan menentukan tujuan bangsa Indonesia. Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju cita-cita masyarakat yang adil dan makmur.

Setelah melalui pahit-getirnya perjuangan, kini telah 74 tahun lamanya kita hidup sebagai bangsa yang bermartabat. Bagi kita, kemerdekaan juga memiliki makna tanggung jawab yang besar untuk mengisinya dengan pembangunan yang menyejahterakan, pelayanan yang merata dan berkeadilan serta pemberdayaan yang mencerdaskan dan memandirikan.

Kendati demikian, kita masih harus berhadapan dengan sejumlah belenggu keterjajahan lain yang manakala tidak dicermati dan diantisipasi maka kita akan terjebak dalam jenis penjajahan versi baru yang bahkan jauh lebih ekstrim dan destruktif.

Gejala-gejala ini terlihat dari semakin memudarnya kesadaran untuk melestarikan nilai-nilai perjuangan yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945, menipisnya solidaritas dan kerukunan umat beragama, terabaikannya batas antara kepentingan Bangsa, Negara dan Daerah dari kepentingan pribadi dan golongan, kecenderungan mempertontonkan egoisme kelompok, egoisme suku agama dan kewilayahan, korupsi, kolusi dan nepotisme, pelanggaran hukum dan HAM, penyalagunaan narkoba, perjudian, pengrusakan hutan, pembakaran hutan dan padang yang merusak tatanan ekosistem serta makin meluasnya pola hidup konsumtif yang berdampak pada kemiskinan dan kemelaratan.

Perayaan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-74 ini hendaknya menjadi momentum refleksi bagi kita. Sudah sejauh manakah kita sebagai generasi penerus bangsa mempertanggungjawabkan kemerdekaan yang telah diwariskan oleh para founding fathers. Apa yang telah dan akan kita perbuat untuk kemajuan dan kejayaan negara dan daerah kita saat ini dan di masa yang akan datang.

Dengan mencermati berbagai dinamika yang berkembang dewasa ini, saya ingin menegaskan bahwa tantangan masa lalu masih merupakan tantangan masa depan, hanya bermanifestasi dalam bentuk dan kualitas yang berbeda.

Karena itu kebijakan dan langkah-langkah pemerintah harus berubah sejalan dengan perubahan waktu. Kita membutuhkan pendekatan-pendekatan baru dalam mengatasi persoalan, yaitu pemerintahan yang cukup rendah hati untuk tidak hanya menyelesaikan semua masalah, namun juga cukup kuat untuk memberi perangkat penyelesaian masalah.

Secara nasional tema perayaan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-74 ini adalah “Sumber Daya Manusia Unggul Indonesia Maju”.

Sedangkan dalam konteks lokal, Saya merumuskan subtema: “Dalam Bingkai Pariwisata dan Industri Kreatif Kita Dorong Lahirnya Generasi Baru Petani, Peternak, Nelayan, Pengrajin, dan Pedagang Nagekeo”.

Pembangunan sumber daya manusia memiliki korelasi yang erat dengan peningkatan produktivitas kerja guna memenangkan persaingan ditengah derasnya disrupsi dalam dunia teknologi informasi, bisnis, ekonomi politik, dan budaya. Kita semakin tertantang bila mencermati data yang dikeluarkan Bank Dunia, dimana pada tahun 2018 Bank Dunia menyebutkan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia berada di peringkat 87 dari 157 negara.

Sementara itu, di tahun yang sama, Business World memaparkan bahwa peringkat daya saing sumber daya manusia Indonesia berada di ranking 45 dari 63 negara.

Oleh karena itu pilihan strategi pembangunan dengan fokus utama pembangunan sumber daya manusia sangat tepat untuk menjawab tantangan, mengingat Indonesia saat ini berada dalam periode Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menuntut sumber daya manusia Indonesia yang terampil dan unggul agar memiliki daya saing yang tinggi sehingga memiliki konstribusi dalam pembangunan bangsa.

Membangun manusia Indonesia yang unggul adalah investasi untuk menghadapi masa depan dan melapangkan jalan menuju Indonesia maju. Kita siapkan manusia Indonesia menjadi manusia unggul sejak dalam kandungan sampai tumbuh mandiri, juga meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarganya. Tanpa manusia yang unggul, pembangunan infrastruktur tidak memiliki arti apa-apa.

Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo dalam mewujudkan manusia yang unggul bertujuan untuk mendorong lahirnya generasi baru petani, peternak, nelayan, pengrajin, dan pedagang Nagekeo sehingga semakin memantapkan langkah perubahan yang telah dirumuskan dalam visi : “Mewujudkan Nagekeo yang Sejahtera, Nyaman, dan Bermartabat Melalui Pembangunan Sektor Pertanian dan Pariwisata”.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta Berencana lima tahun ke depan telah menetapkan 9 (Sembilan) agenda pembangunan sebagai berikut :

Pertama, Mewujudkan masyarakat Nagekeo yang cukup pangan dan sandang, memiliki rumah layak huni dengan sanitasi yang baik serta memiliki pendapatan untuk menghidupi keluarganya secara layak. Pada tataran kebijakan, keberhasilan meningkatkan kesejahteraan masyarakat erat kaitannya dengan upaya pengentasan kemiskinan.

Kedua, Mewujudkan masyarakat Nagekeo yang sehat jiwa, raga, dan spiritual serta rakyat mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar derajat kesehatannya dapat meningkat. Pembangunan kesehatan pula diselenggarakan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, keadilan dan pemerataan serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, penduduk lanjut usia dan keluarga miskin.

Ketiga, Mewujudkan masyarakat Nagekeo yang cerdas dan mendapatkan akses pendidikan. Pemenuhan kebutuhan pendidikan, merupakan aspek penting dalam memastikan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Pelayanan dasar ini juga memastikan capaian tingkat pembangunan manusia yang terdidik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan produktivitas. Untuk itu dibutuhkan terobosan dan inovasi dalam meningkatkan mutu layanan dasar sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan, air minum, dan sanitasi, serta meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam penyediaan berbagai layanan dasar.

Keempat, Mewujudkan Nagekeo yang nyaman, lingkungan tempat tinggal yang damai, asri dan lestari. Melalui misi ini pemerintah ingin menghidupkan kembali nilai-nilai pokok warisan budaya masyarakat Nagekeo yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta keutuhan hidup di antara sesama manusia maupun dengan alam lingkungannya. Nilai-nilai budaya dan kearifan lokal budaya Nagekeo telah diajarkan oleh generasi pendahulu dalam ungkapan lokal seperti: to’o jogho wagha sama(gotong royong), kia zi’a tabe pawe (cinta kasih), pese tenu (nasihat), dan wua mesu (belas kasihan).

Kelima, Mewujudkan masyarakat Nagekeo yang bermartabat, berkarakter, mandiri, dan memiliki kebanggaan. Masyarakat yang bermartabat dan berkarakter erat kaitannya dengan lingkungan yang bermartabat dan berkarakter pula. Lingkungan sangatlah penting bagi perkembangan individu.  Lingkungan yang bermartabat dan berkarakter adalah lingkungan yang mendukung terciptanya perwujudan nilai-nilai karakter dalam kehidupan, seperti karakter cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan ciptaan-Nya, cinta kasih, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran atau amanah, hormat dan santun, suka menolong, gotong-royong dan kerjasama.

Keenam, Mewujudkan Nagekeo sebagai lumbung pangan NTT. Melalui misi ini, Pemerintah Kabupaten Nagekeo berupaya meningkatkan produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat serta memenuhi pasokan kebutuhan pangan NTT secara luas. Upaya ini dapat ditempuh melalui pemanfaatan potensi sumber daya alam dan optimalisasi teknologi dalam rangka meningkatkan produksi hasil pangan.

Ketujuh, Mewujudkan Nagekeo sebagai tempat kunjungan/singgah para wisatawan dan memperkuat sinergitas sektor pariwisata dengan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, lingkungan hidup, UMKM. Pemerintah Kabupaten Nagekeo menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor penggerak utama pembangunan daerah. Hal ini didukung oleh penerapan kebijakan nasional dan pemerintah provinsi yang juga memprioritaskan pembangunan pariwisata. Pengembangan sektor pariwisata dilaksanakan melalui penyediaan infrastruktur yang menjadikan Nagekeo sebagai pintu Gerbang Pariwisata di Pulau Flores dan memperkuat sinergitas sektor pariwisata dengan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, lingkungan hidup, UMKM.

Kedelapan, Mewujudkan mutu sumber daya manusia dan infrasruktur wilayah yang mendukung meningkatan daya saing daerah. Pembangunan SDM dan Infrastruktur merupakan elemen kunci untuk mewujudkan daya saing daerah yang kompetitif dan sejahtera dari sisi ekonomi. Dampaknya dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan berkembangnya sektor-sektor terkait sebagai multiplier effect, dan pada akhirnya akan mampu menciptakan lapangan usaha baru.

Kesembilan, Mewujudkan tata kelola pemerintahan dan kualitas pelayanan publik yang baik, bersih dan bebas KKN melalui peningkatan etos kerja, kapasitas manajemen aparatur dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Profesionalisme birokrasi merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan good governance yang menekankan adanya kemampuan, keterampilan dan keahlian aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan publik yang responsif, transparan, efektif dan efesien, serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Masalah dan tantangan memampukan kita untuk memupuk kerja sama dan gotong-royong, menumbuhkan sikap saling menghargai dan tenggang rasa satu sama lain.

Dalam kekayaan cara pandang dan paradigma, semua komponen baik eksekutif, legislatif, yudikatif, pers, maupun masyarakat umum akhirnya tiba pada pemahaman yang hakiki dalam setiap upaya untuk senantiasa memperbaharui arah dan orientasi.

Bahwa apapun kebijakan pembangunan yang dijalankan haruslah sebesar-besarnya demi meningkatkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Nagekeo, sebagaimana telah menjadi cetak biru pembentukan Kabupaten Nagekeo sebagai daerah otonom.

Kita patut bergembira karena generasi muda kita saat ini nampak tidak sabar ingin menjemput erubahan. Sebuah kondisi yang sama ketika pemuda Sukarni cs, menculik Bung Karno dan Hatta ke Rengasdengklok dan mendesak agar segera mengumandangkan proklamasi, bila perlu sebelum tanggal 17 Agustus 1945 tiba.

Optimisme kita berpijar-pijar mendengar pekikan yel-yel perubahan dan spirit BELA-BELI NAGEKEO dalam berbagai aksi nyata para pemuda dari tujuh kecamatan, mereka seakan takut jika momentum perubahan lepas dari genggamannya.

Beberapa pegelaran event, baik yang telah maupun yang akan digelar sampai akhir tahun nanti, merupakan fenomena baru yang patut diapresiasi.

Dari keterbatasannya kita bisa menyaksikan mereka memperlihatkan semangat juang untuk berinovasi dan berkreasi. Pemerintah daerah terus mendorong agar generasi muda Nagekeo di semua desa, tanpa kecuali, mampu bertumbuh dan berkembang optimal hingga menggapai puncak-puncak prestasi.

Di tangan merekalah cita-cita proklamasi dititipkan. Sejalan dengan itu, pemerintah daerah terus menyediakan ruang dan sarana-prasarana agar mereka dapat mengaktualisasikan diri dan tetap menjadi relevan di tengah tantangan zaman.

Pemerintah daerah terus berupaya agar seiring denganreformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik, akan terus melahirkan pegiat-pegiat di bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, pariwisata, dunia usaha, lingkungan, olah raga, kesenian, kebudayaan dan semua sektor kehidupan lainnya. Kita dorong terwujudnya generasi baru dan manusia Nagekeo yang unggul.

Untuk itu sebelum mengakhiri pidato ini, perkenankan saya menitipkan pesan dan harapan kepada semua komponen masyarakat Nagekeo yang telah saya sapa satu per satu di awal pidato ini, agar dapat bahu-membahu menyukseskan Festival Literasi Nagekeo, sebuah event besar di Bulan September nanti dan akan tetap kita gelar sebagai event regional tahunan.

Saya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk terus bekerja sama dan menciptakan suasana yang kondusif dalam mengisi pembangunan dengan mengukir prestasi-prestasi terbaik dalam berbagai bidang yang ditekuni.

Mari kita bekerja tanpa pamrih demi kemajuan dan kesejahteraan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, terisitimewa Kabupaten Tercinta, Nagekeo. (hms/sg)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini