sergap.id, MBAY- Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan RI, Nyoman Syuhada, mengatakan, pemerintah menargetkan Indonesia akan mencapai puncak kejayaan pada tahun 2045.
Demikian disampaikan Nyoman dalam sambutannya yang di bacakan oleh Profesor Paulus Wiratomo pada acara pembentukan gugus tugas revolusi mental Kabupaten Nagekeo di Aula Hotel Pepita Rabu (12/6/19).
Berukut sambutan lengkapnya:
Merupakan suatu kehormatan dan kebahagian bagi saya dapat hadir dan bertemu dengan Saudara sekalian. Saya memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam terselenggaranya kegiatan ini.
Pemerintah menargetkan pembangunan Indonesia akan mencapai puncak kejayaannya pada tahun 2045 mendatang.
Demi pencapaian tujuan Indonesia Emas tersebut, terdapat tahapan pembangunan nasional yang secara berkesinambungan harus dilakukan seluruh pihak, yakni:
Pertama, sebagai fondasi pembangunan, diperlukan infrastuktur yang representatif untuk bisa meningkatkan daya saing produk Indonesia, mempercepat pergeseran kebutuhan logistik masyarakat serta memunculkan titik-titik ekonomi baru.
Kedua, pembangunan industri pengolahan untuk memberikan nilai tambah bagi produk dalam negeri yang berimbas positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ketiga, Indonesia akan fokus pada pembangunan industri jasa, yang tentunya akan sangat dipengaruhi dari keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang handal.
Untuk mewujudkan target capaian pembangunan tersebut tentu tidaklah mudah. Tidak saja membutuhkan tata kelola lembaga pemerintahan yang baik, akan tetapi juga membutuhkan perubahan dan perombakan paradigma, pola pikir/mindset, serta budaya dalam menjalankan proses pembangunan tersebut.
Dibutuhkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang kompetitif dan memiliki karakter unggul.
“Proses percepatan pembangunan karakter manusia Indonesia inilah yang merupakan intisari dari Gerakan Nasional Revolusi Mental,” tegasnya.
Dalam Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental, implementasi nilai-nilai Revolusi Mental ditetapkan melalui 5 (lima) gerakan sosial yakni, Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri dan Gerakan Indonesia Bersatu.
Hingga saat ini, masih sering ditemui perspektif bahwa program/gerakan yang diinisiasi ataupun digagas dari pusat akan lebih bersifat top-down, sehingga konsekuensinya dipandang harus selalu ada penyediaan anggaran/biaya khusus dari pusat. Cara pandang ini tentunya akan menghambat implementasi program/gerakan tersebut.
Perspektif yang lebih konstruktif adalah bagaimana semua pihak di daerah, dalam hal ini pemerintah dan seluruh pihak/unsur terkait bahu-membahu melakukan perubahan yang nyata berdasarkan potensi dan masalah yang ada, dalam rangka mencapai kemajuan yang akan dirasakan di daerah, yang tidak terbatas dinikmati pada saat sekarang saja, tetapi tentunya juga untuk generasi anak-cucu serta generasi selanjutnya.
Kabupaten Nagekeo sebagai daerah otonom sejak tahun 2007, memerlukan akselerasi pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, termasuk turut memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional secara signifikan.
Inisiasi pembentukan Gugus Tugas Daerah Kabupaten Nagekeo diharapkan dapat menjadi momentum strategis untuk bergotong-royong membangun potensi daerah dengan memaksimalkan seluruh sumber daya yang ada.
Gugus Tugas Revolusi Mental Kabupaten Nagekeo dibentuk dengan melibatkan unsur pemerintah daerah, dunia pendidikan, dunia usaha, kelompok masyarakat, (tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh politik, tokoh pemuda, tokoh perempuan, budayawan, insan media, netizen, dll).
Pembentukan gugus tugas ini bertujuan untuk memberikan peran kepada semua pihak ikut terlibat melakukan perubahan ke arah yang lebih baik bagi Nagekeo tercinta.
Istilah gugus tugas merupakan istilah yg digunakan secara umum, sehingga apabila di Nagekeo ingin menggunakan istilah ataupun nama lain juga sangat dimungkinkan, untuk lebih menempatkannya sebagai bagian yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari.
Revolusi Mental akan berhasil apabila dijalankan lintas sektor dan pemangku keentingan. Oleh karena itu, peran aktif unsur masyarakat sangat diperlukan. Dalam konteks Nagekeo Bersih misalnya, masyarakat akan menjadi garda terdepan untuk setidaknya menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggalnya sendiri.
Selain itu juga menerapkan pola hidup bersih dan sehat, sehingga tumbuh dan berkembang menjadi budaya hidup bersih.
Pemerintah Daerah telah mencanangkan Nagekeo Berubah, dan hal ini niscaya dapat mendorong percepatan perubahan karena berasal dari kemauan dan semangat masyarakat Nagekeo sendiri.
Pada akhirnya semua dikembalikan kepada kebijakan, strategi maupun program/gerakan yang prioritas dan strategis yang ditetapkan untuk dilaksanakan di Nagekeo, yang semaksimal mungkin dapat melakukan gerakan-gerakan perubahan sesuai kebutuhan daerah, juga termasuk pe-nama-an gerakan yang dapat menggunakan istilah sesuai kearifan lokal yang ada.
Melalui implementasi Gerakan Nasional Revolusi Mental, saya berharap akan semakin banyak muncul agen-agen perubahan di Nagekeo yang secara berkelanjutan melakukan inisiasi perubahan yang dapat dirasakan oleh masyarakat.
Manfaatkan momentum gerakan ini untuk melakukan perubahan yang signifikan/nyata di Kabupaten Nagekeo, yang sejalan dengan tekad dari Bapak Bupati dan seluruh masyarakat untuk melakukan perubahan nyata di Nagekeo, yang tergambar dari semboyan NAGEKEO BERUBAH. TO’O JOGHO WAGA SAMA…
Semoga kegiatan “Diskusi Terfokus Pembentukan Gugus Tugas Revolusi Mental Kabupaten Nagekeo” dapat berjalan lancar dan menghasilkan gagasan serta komitmen gerakan aksi nyata yang membawa perubahan untuk Kabupaten Nagekeo menjadi lebih baik.
Sementara itu Wakil Bupati Kabupaten Nagekeo, Marianus Waja, SH, mengatakan, revolusi mental yang pertama harus datang dari diri kita sendiri.
“Karena itu saya minta kepada ASN untuk menjadi ujung tombak dalam gerakan revolusi mental. Mengapa saya fokus pada ASN? Karena para ASN mempunyai tugas sebagai pelayan publik,” tegasnya.
“Urusan menyangkut publik kalau satu hari selesai, ya selesaikan, jangan menunda-nunda. Jangan kita persulit persoalan yang sebenarnya bisa kita selesaikan. Saya ambil contoh urusan KTP, sebenarnya tidak rumit, tapi ada yang bikin rumit, bagi saya ini yang di namakan sebuah kejahatan terhadap pelayanan publik,” katanya.
“Target saya dan Bapak Bupati yaitu Nol kan korupsi dan tidak ada lagi ASN Lingkup Pemkab Nagekeo yang masuk bui. Karena itu kita harus mendorong revolusi mental menjadi sebuah momentum untuk perubahan di kabupaten Ini,” tutupnya.
Hadir dalam diskusi Ini yakni tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan OPD, Kapolsek Aesesa AKP Ahmad SH, serta undangan lainnya. (sg/sg)