sergap.id, MBAY – Larangan agar kendaraan atau alat berat milik pengusaha kontraktor tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi ternyata tidak berlaku di Kabupaten Nagekeo.
Buktinya, PT Pesona Permai Indah (PPI) milik Ho’i, pengusaha asal Bajawa, Kabupaten Ngada ini, bisa menggunakan BBM bersubsidi untuk kepentingan pengerjaan proyek-proyeknya.
“Sekali isi bisa mencapai 7000 liter. (Bahkan) ada kendaraan yang sama, mengisi BBM bersubsidi dalam waktu yang relatif singkat. Ada juga kendaraan dinas milik pemerintah dan kendaraan Polisi,” ujar Manajer SPBU Mbay, Nagekeo, Lorensius Tara, kepada SERGAP.ID, (30/10/2017).
Menurut Tara, pihaknya sangat kesulitan menerapkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.
Sebab, hingga kini, kendaraan yang masuk kategori dilarang menggunakan BBM bersubsidi, masih menggunakan BBM bersubsidi. Apalagi di Mbay belum ada SPBU yang menyediakan BBM Non Subsidi.
“Kita harus bagaimana, kendaraan dinas yang melarang juga isi disini, kendaraan TNI dan Polri yang mengawasi juga isi disini. Habis, kalau tidak isi disini, mereka mau isi dimana,” ucap Tara.
Kata Tara, kendaraan industri pengguna BBM bersubsidi terbesar di Nagekeo adalah kendaraan proyek milik PT. PPI. “Sekali isi bisa mencapai 7000 liter,” tegasnya.
BBM tersebut diisi menggunakan dump truck lalu dipindahkan untuk keperluan alat berat PT. PPI.
Hingga berita ini diturunkan, Akil, SR Pertamina NTT masih enggan berkomentar dengan alasan masih sibuk meeting.
Sementara itu, Ho’i ketika ditanya SERGAP.ID pada hari Senin (6/11/1) terkait pemakaian BBM tersebut, malah marah-marah dan mengancam wartawan SERGAP.ID yang bertugas di Mbay.
“Kurang ngajar kau, kenapa kau fokus kejar saya? Tanya juga ke kontraktor lain, jangan hanya saya saja. Jangan kau tulis – tulis lagi tentang saya, hati-hati kau, saya kasih tahu kau. Kalau saya sudah tidak betul, kau akan tahu sendiri akibatnya, saya tidak akan pusing. Kau ngoceh sekali, tanya yang aneh-aneh. Awas kau,” ujar Ho’i dari balik telepon.
Pengusaha yang pernah dipukul oleh salah satu sopirnya hingga tangan patah itu mengatakan, yang menggunakan BBM bersubsidi bukan hanya kendaraan milik perusahaannya, tapi juga dipakai oleh kendaraan milik kontraktor lain.
“Bukan hanya perusahaannya saya saja yang menggunakan BBM bersubsidi, tapi PT SAK (Sarana Agung Kencana) dan KSN (Kencana Sakti Nusantara) juga,” paparnya lalu menutup telepon. (pdj/pdj)