Keindahan Pulau Padar

sergap.id, LABUAN – Barisan bukit nan hijau langsung tersaji di depan mata, sesaat setelah menginjakkan kaki di Bandara Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Birunya laut pun menghapus lelah karena perjalanan udara selama dua jam dari Jakarta atau satu jam dari Kupang, ibukota Provinsi NTT.

Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi wisata prioritas yang ditetapkan pemerintah untuk dikembangkan.

Salah satu upaya pemerintah meningkatkan jumlah wisatawan di kawasan ini adalah dengan meresmikan terminal baru Bandara Komodo, pada Desember silam.

Presiden Joko Widodo berharap langkah ini bisa menjadi gerbang bagi wisatawan untuk menikmati keindahan pantai dan alam bawah laut Labuhan Bajo.

Upaya meningkatkan wisatawan di Labuan Bajo juga terlihat dengan dibukanya rute penerbangan maskapai pelat merah, Garuda Indonesia, dengan rute Jakarta – Labuan Bajo dan Kupang – Ende – Labuan Bajo PP.

Sudah menjadi rahasia umum, Labuan Bajo menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Kawasan yang kerap disebut sebagai ‘The New Bali’ ini merupakan gerbang bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Padar, Taman Nasional Pulau Komodo, Pink Beach, dan Pulau Kanawa.

Pulau Padar

Wisatawan yang gemar trekking harus memasukkan Pulau Padar ke dalam daftar destinasi saat berwisata ke Labuan Bajo.

Ini merupakan tempat di mana wisatawan dapat menyaksikan demi panorama pertemuan antara Selat Sape, Laut Sawu, dan Laut Flores.

Untuk tiba di Pulau Padar, wisatawan membutuhkan waktu sekitar satu jam dengan menggunakan speed boat dari dermaga Pelabuhan Labuan Bajo.

Namun, setibanya di lokasi hamparan pasir putih langsung menjadi obat lelah di perjalanan.

Sementara, untuk tiba di puncak bukit Pulau Padar dibutuhkan waktu 30 hingga 45 menit dengan medan yang terjal dan tanaman tandus karena panas sinar matahari.

Lokasi wisata ini tak pernah sepi dari pengunjung, bahkan tak sedikit masyarakat yang menjadikan lokasi ini sebagai tempat foto pre-wedding.

Sebelum mengunjungi Pulau Padar, wisatawan diharapkan menyiapkan kondisi fisik yang prima. Wisatawan juga disarankan agar menggunakan sepatu yang nyaman untuk mendaki.

Jangan lupa, gunakan sun block untuk menghindari sengatan matahari.

Pulau Komodo

Belum sempurna jika berwisata ke Labuan Bajo bila tak menyambangi Pulau Komodo. Di tempat ini hidup sekitar 1.300 ekor komodo.

Biaya masuk ke tempat wisata ini sebesar Rp250 ribu untuk wisatawan asing dan Rp 55 ribu untuk wisatawan lokal.

Agar dapat mengelilingi Pulau Komodo, wisatawan diwajibkan untuk didampingi seorang pemandu untuk mengantisipasi serangan komodo.

Dengan tarif Rp80 ribu, pemandu maksimal mendamping lima orang wisatawan.

Pulau Komodo menawarkan rute pendek atau panjang kepada wisatawan.

Komodo di lokasi ini mayoritas berukuran besar, berusia tua, dan cenderung malas bergerak. Saat siang hari, komodo lebih banyak bersembunyi dan mencari tempat yang teduh.

Pemandangan dari Fregata Hills akan membayar kesulitan bertemu komodo di lokasi ini.

Setelah lelah mengelilingi Pulau Komodo, wisatawan dapat santai sejenak di warung-warung jajanan dekat dermaga yang menyediakan kelapa muda, pisang goreng, serta mie instan.

Pantai Namong

Pantai Namong merupakan pantai berwarna merah muda di sisi selatan Taman Nasional Pulau Komodo.

Air laut yang jernih dan dingin siap memanjakan wisatawan yang mengunjungi pantai ini.

Warna merah muda di pantai ini berasal dari gerusan koral yang pecah setelah dihantam ombak.

Pecahan tersebut bercampur dengan pasir, hingga akhirnya membuat pasir pantai menjadi berwarna merah muda.

Panorama di sekitar Pantai Namong pun cukup elok. Barisan bukit savana dan pulau-pulau kecil menjadi kian memanjakan mata wisatawan saat berada di lokasi.

Pulau Kanawa

Pulau Kanawa adalah sebuah pulau kecil di Manggarai Barat yang dikelilingi oleh terumbu karang, pasir putih, serta air laut nan jernih.

Jernihnya air laut di Pulau Kanawa membuat kawasan ini ramai dikunjungi wisatawan yang hendak snorkeling.

Wisatawan dapat menikmati keindahan bawah laut pantai yang dihiasi dengan karang-karang dan beragam jenis ikan-ikan kecil yang yang berwarna warni. Salah satunya adalah ikan badut.

Pulau Kanawa terletak sekitar 15 kilometer dari Labuan Bajo.

Wisata Kuliner Kampung Ujung

Ingin menyantap ikan kakap merah, kerapu macan, dan gorapa merah? Jangan lupa mengunjungi kawasan Kampung Ujung.

Tempat ini merupakan pusat wisata kuliner malam hari yang letaknya strategis, karena bisa dicapai dengan berjalan kaki dari pelabuhan atau naik ojek sekitar 10 menit dari Bandara Komodo.

Lokasinya terbuka di pesisir Labuan Bajo, dengan gerobak-gerobak pedagang yang berjejer.

Tempat Penginapan

Untuk tempat penginapan sendiri, jangan khawatir. Ada enam hotel bertaraf internasional, di antaranya Luwansa Beach Resort, Bintang Flores Hotel, La Prima, Jayakarta Hotel, Komodo Ecolodge Hotel, Puri Sari Indah Hotel.

Bagi wisatawan yang memiliki dana pas-pasan, disarankan tidak menginap di hotel yang bertarif mulai dari Rp700 ribu hingga Rp8 juta per malam ini.

Sebagai gantinya, wisatawan bisa menginap hotel-hotel melati yang tarifnya mulai dari Rp200 ribu.

Sulit Transportasi Malam

Sayangnya, pembangunan infrastruktur di Labuan Bajo belum sepenuhnya sempurna. Salah satunya terkait transportasi umum yang sulit ditemukan saat malam hari.

Biasanya, wisatawan yang ingin menikmati ‘kehidupan malam’ atau mencari hidangan laut di pesisir Labuan Bajo meminjam kendaraan operasional tempat penginapannya.

Namun, wisatawan merogoh kocek yang lebih dalam, karena layanan yang disediakan tidak murah.

Penerangan jalan juga sulit ditemukan di Labuan Bajo. Penerangan di kawasan ini masih mengandalkan lampu-lampu dari rumah-rumah warga atau hotel di yang terletak di pinggir jalan.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya.

Senyum dan Keramahan

Gubernur NTT Frans Lebu Raya, mengatakan, salah satu kata kunci penting dalam membangun pariwisata adalah senyum dan keramahan masyarakat.

“Selain itu, keamanan juga ikut memberi andil besar dalam kemajuan pariwisata. Di mana-mana saya selalu mengingatkan masyarakat, senyumlah kepada semua orang yang datang. Orang-orang yang datang juga membutuhkan keramahan,” kata Lebu Raya.

Menurut dia, pariwisata Bali berkembang luar biasa karena masyarakatnya ramah, keamanan juga selalu terjaga dengan baik.

“Kalau ada orang datang ke kampung halaman anda, berikan senyum dan keramahan. Orang pasti akan ceritakan kembali kemana pun dia pergi,” pintanya.

Kata Lebu Raya, setiap orang yang mendengar cerita indah tentang Komodo, tentang Labuan Bajo, tentang Manggarai Barat, pasti berkeinginan untuk datang melihat secara langsung.

“Mereka datang pasti mencari penginapan, mencari makan, dan oleh-oleh untuk dibawa pulang, dan masyarakat harus bisa menyiapkannya,” ucap Lebu Raya. (Advetorial)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini