
sergap.id, KUPANG – Sekolah Menengah Pertama Katolik (SMPK) Santo Yoseph Kupang kini telah berusia 52 tahun. Ribuan alumnus telah dilahirkan dan kini menduduki sejumlah posisi penting di dalam negeri maupun luar negeri.
Sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Swastisari Keuskupan Agung Kupang (YASWARI KAK) dan berada di Jalan ER. Herewila, Nomor 27, Kelurahan Naikotan 2, Kota Kupang itu, sekarang dipimpin oleh Romo Fransiscus Amandus Ninu Pr.
Kepada SERGAP.ID, Pastor muda pencipta lagu sekaligus penyanyi tembang “adik menangis satu malam” yang akrab disapa Romo Amance tersebut, menjelaskan, SMPK Santo Yoseph didirikan pada tanggal 6 Januari 1966 dan telah menghasilkan 7.388 alumnus.
Romo Amance merupakan Kepala Sekolah (Kepsek) SMPK Santo Yoseph yang ke 14. Sebelumnya dia adalah pengajar di SMA Katolik Giovani Kupang. Berikut penjelasan Romo Amance dalam obrolan singkat bersama wartawan SERGAP di ruang kerjanya pada Selasa (5/12/17) siang:
Saya menjabat sebagai kepala sekolah sejak Agustus 2015. Sekolah ini telah melahirkan ribuan alumnus dan menduduki jabatan penting di pemerintahan, baik di lingkup provinsi NTT, nasional, maupun luar negeri. Contohnya Soni Keraf, Chris Rotok, Simon Tokan, dan lain sebagainya.

Dalam urusan Gereja, SMPK St. Yoseph merupakan sekolah non seminari yang juga menghasilkan Pastor atau Romo, Suster, dan Biarawan-Biarawati lainnya dari berbagai Konggreasi dan Serikat. Sekolah ini banyak menghasilkan orang baik.
Saat saya diangkat menjadi Kepala Sekolah, saya dihadapkan pada persiapan akreditasi sekolah dan perayaan pesta emas yang menjadi perhelatan besar di tahun 2016 lalu. Akreditasi SMPK St. Yoseph ini masih B, tetapi B yang Bagus, B yang luar biasa, karena sekolah kami mampu mengikuti perkembangan pendidikan saat ini.
Sekolah ini sekolah tua dan belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Bangunan sekolah sudah tua dan sempit. Akan tetapi, out put atau kualitas sekolah kami tidak dapat di goyang. Sebab kami memiliki alumnus dan siswa yang berprestasi hebat.

Motto sekolah kami adalah Cinta, Iman dan Ilmu. Kami memiliki semangat untuk meningkatkan pengembangan diri, selain aktivitas kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kami memiliki 14 kegiatan pengembangan diri, antara lain band, drum band, tarian modern, tarian tradisional, paduan suara, penelitian sosial, majalah sekolah, Pramuka, OSIS, Olahraga, Futsal, sepak bola, dan ini semua berlangsung dengan baik dan dilakukan penuh tanggung jawab oleh para siswa.
Ada satu kegiatan pengembangan diri yang baru kami lakukan, yakni pengembangan Bahasa Inggris. Bahasa Inggris kurikulum tetap dilaksanakan pada pagi hari, tetapi pelajaran Bahasa Inggris sore hari, khusus memacu keberanian para siswa lewat public speaking atau latihan berbicara.
Selain itu, ada 3 hal yang saya tekankan, yakni penampilan. Penampilan Kepala Sekolah, penampilan Guru, dan penampilan peserta didik. Penampilan ini adalah penampilan lahiriah, yakni cara berpakaian dan penampilan fisik sekolah. Maka Anda dapat menyaksikan di sini, ada air, ada kolam, ada taman doa, taman baca, dan taman sesungguhnya yang dipenuhi bunga-bunga dan pepohonan. Sebab pelayanan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh penampilan. Kalau penampilan bagus, maka proses belajar mengajar akan menyenangkan, tentu saja prestasi akan bagus.
Sejak dua tahun lalu, anak-anak kami telah banyak menorehkan prestasi gemilang, diantaranya:
- Tahun 2015, Nera Klemens menjadi Duta Wisata Indonesia bermain alat musik Sasando di Selandia Baru. Ia diutus oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
- Tahun 2016, Catty Fernandes dan Feby menyabet juara 1 Festival Literasi tingkat Nasional di Palu.
- Februari 2017, juara 1 lomba menulis Balai POM.
- Oktober 2017, Maszandy Septyanta meraih medali emas menulis karya ilmiah nasional.
- Oktober 2017, Dennys Silvario Sabaleku meraih medali perunggu lomba penelitian siswa tingkat nasional.
- Tahun 2016 juara 3 lomba Karate Indonesia di Jakarta dan masih banyak lagi prestasi yang diraih pada kejuaraan tingkat propinsi dan kabupaten/kota.
Tahun (2017) ini, SMPK Santo Yoseph menjadi sekolah penyelenggara Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Jumlah siswa kami sebanyak 395 orang dan 49 guru.

Saya memimpin sekolah ini dengan cinta dan pengorbanan total serta fokus. Suka duka yang saya alami banyak sekali. Sukanya adalah ketika anak-anak mendapat prestasi, menjadi anak yang baik, yang kreatif, dan memiliki integritas moral serta karakter yang bagus.
Dukanya adalah pengorbanan waktu, pengorbanan pikiran perasaan, kadang tidak sejalan dengan orang lain, kadang yang saya buat tidak dipahami oleh guru, siswa dan orang tua, bahkan masyarakat umum.
Pada kesempatan ini saya berterima kasih kepada pemerintah yang telah memperhatikan kami dengan memberikan kami dana BOS. Dana ini kami kelola dengan baik dan benar, serta bertanggung jawab. Kami selalu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Kupang dan Kementerian.
SMP Katolik Santo Yoseph merupakan satu-satunya sekolah di NTT yang membuat gerakan Seniman Masuk Sekolah. Program ini telah berjalan dua tahun. Para seniman itu adalah seniman lokal yang tergabung dalam Komunitas Sastra Dusun Flobamora. Mereka datang ke sekolah, langsung mendampingi dan mengajari anak tentang seni teater dan sastra. Seniman-seniman ini didatangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Saya juga adalah salah satu anggota Sastra Dusun Flobamora.
Tahun 2017 ini juga para siswa dibimbing oleh para pelukis. Kami semua di lembaga ini sangat mendukung gerakan ini. Selain dididik dari sisi ilmu pengetahuan, para siswa juga dibekali keterampilan seni budaya, dan pendalaman iman. Anda dapat melihat kalau kami memiliki tempat doa Gua Maria Ratu Para Pelajar SMP Katolik St. Yoseph. (FWL/FWL)