Kapolsek Aesesa AKP. Ahmad, SH.

sergap.id, MBAY – Leoarda Dora (47), warga Desa Waekokak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo mengaku ditendang dan dipukul berulangkali oleh Hermanus Alo, petugas pasar Danga, Mbay.

Menurut ibu enam anak ini, dirinya dipukul pada tanggal 14 November 2017 sekitar pukul 07.00 Wita saat tengah menjual sayur dan lombok di pasar Danga.

“Awal kejadian, saya sedang berjualan. Tiba-tiba Hermanus Alo datang memakai sepeda motor dan langsung parkir motornya di dekat tempat jualan saya. Karena terhalang motor, saya pindahkan jualan saya ke atas meja pasar,” kata Leoarda Dora  yang didampingi Lukas Hati, suaminya, kepada SERGAP.ID, Sabtu (18/11/17).

“Setelah 15 menit berselang, teman saya sesama penjual, namanya mama Sri tanya saya, kenapa kau angkat itu jualan. Saya jawab petugas larang saya untuk berjualan di lantai pasar. Saat kami lagi ngobrol, tiba-tiba Hermanus lempar saya pakai cerek berisi air. Saya kaget,” tutur Leoarda.

“Saat saya toleh ke belakang, Herman langsung tumbuk saya punya kepala bagian belakang. Saya tanya kenapa saya di pukul, bukannya menjawab, dia malah tumbuk pipi kanan saya dua kali dan mulut saya dua kali. Saat yang sama saya di tendang dengan sepatu di paha. Saat itu saya sampai kencing di celana pak…,” papar Leoarda.

“Saya ini orang susah pak, kerja tiap hari hanya jual sayur untuk membiayai sekolah anak saya. Anak saya 6 orang, dua di bangku kuliah, satu SMA, satu SMP dan dua masih di bangku SD. Suami saya hanya seorang tukang ojek dengan penghasilan tidak tetap. Saya tidak tau kenapa sampai Herman bisa buat seperti ini pada saya. Selama ini tidak pernah ada persoalan. Setiap hari di pasar saya anggap Herman sudah seperti keluarga. Selain jual sayur, saya juga jual kopi,” ujar Leoarda.

“Kadang Herman minta kopi. Saya buat kopi kasi dia secara gratis. Yang saya heran kok tiba-tiba Herman buat saya seperti ini. Saya orang kecil, tapi saya juga manusia, ini yang saya tidak terima,” tegas Leoarda.

ibu Leoarda Dora dan Lukas Hati, suaminya.

Kejengkelan terhadap Hermanus juga disampaikan Lukas Hati.

“Sebagai suami, saya tidak pernah pukul istri saya. Perlakuan Herman kepada istri saya, saya tidak terima. Saya akan tuntut dia secara hukum. Jangan mentang-mentang ada jabatan lalu anggap orang lain tidak ada. Saya tidak terima, apa lagi bilang mau jalan damai, sekali lagi saya tidak mau. Itu sudah prinsip saya, karena ini sudah menyangkut harga diri keluarga saya,” kata Lukas.

Kasus ini telah dilaporkan ke Polsek Aesesa dengan nomor laporan LP: STPL/136/XI/2017/NTT/Res Ngada/Sek.Aesesa tanggal 14 Nopember 2017.

“Korban telah membuat laporan, dan kita proses terus kasus ini,” ucap Kapolsek Aesesa AKP. Ahmad, SH.  (Sherif Goa)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini