sergap.id, KUPANG – Untuk urusan ideologi yang menyangkut kelangsungan hidup berbangsa harus ditangani serius, dalam sebuah institusi. Saya juga minta untuk dikaji kembali, agar pendidikan tentang Pancasila bisa masuk sebagai kurikulum nasional atau kurikulum di daerah.
Demikian permintaan Gubernur NTT, Drs.Frans Lebu Raya saat membuka Seminar Nasional Kebangsaan yang diprakarsai oleh Forum Pembauran Kebangsaan bersama Pemerintah Provinsi NTT, bertempat di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT, Selasa.
Seminar Nasional ini bertajuk ‘Refleksi Pancasila di Rumah Pancasila, untuk Meneguhkan Relasi Damai Anak Bangsa.’
“Saya tetap meyakini Pancasila sebagai ideologi terbaik, saat ini juga nanti. Pancasila sebagai sebuah ideologi yang dinamis, selalu relevan dengan semua jaman. Saya berharap agar seminar ini dapat melahirkan pemikiran-pemikiran brilian, supaya Pancasila bisa dihayati dan diamalkan,” kata Lebu Raya.
Gubernur mengajak seluruh masyarakat NTT untuk katakan tidak kepada tawaran ideologi lain.
Sementara itu, Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno, mengatakan, pancasila adalah harga mati sebagai dasar negara NKRI.
“Pancasila, NKRI dan Undang-Undang Dasar 1945 sudah final, Harga Mati. Yang lain Mati saja…,” tegas politisi Partai Golkar itu.
Dr. Mery Kolimon memaparkan konsep tentang damai secara utuh, termasuk pandangan Kristen tentang Pancasila.
“Negeri ini terlalu indah untuk diberikan kepada para penjahat. Kita mesti memastikan Kota Kupang dan NTT menjadi rumah yang sejahtera bagi semua anak bangsa, apa pun agama dan latar belakang suku dan bahasanya” ujar Ketua Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT) itu. (Putra Lucius)