Pelabuhan Marpokot, Mbay, Kabupaten Nagekeo.

sergap.id, MBAY – Akibat bongkar muat yang dilakukan PT Maratus Line di Pelabuhan Marpokot, Mbay, Kabupaten Nagekeo selama ini, kini lapangan penumpukan di pelabuhan itu rusak berat.

Tampak dasar lapangan yang menggunakan Paving Block hancur berantakan dan terdapat kubangan air di beberapa tempat.

Perusahaan yang berkantor pusat di Surabaya itu sendiri telah angkat kaki dari Marpokot sejak Awal Februari 2018.

Menurut  Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas 3 Marapokot, Bambang Arifin Atu, kerusakan terjadi akibat lapangan penumpukan tidak mampu menahan beban peti kemas milik PT Meratus yang bobotnya mencapai puluhan ton per satu peti kemas.

“Konstruksi awal lapangan di dermaga ini adalah untuk lahan parkir dan penumpukan barang biasa,” papar Bambang kepada SERGAP, Sabtu (10/3/18).

Bambang mengaku, beberapa waktu lalu, dirinya menghubungi manajemen PT Meratus Line. Saat itu salah seorang staf Maratus mengatakan pihaknya akan melebarkan sayap usaha mereka ke Kabupaten Ende.

“Saya bilang itu bagus. Tapi,,,, tiba-tiba, tanggal 12 Pebruari 2018, pihak Meratus mengirim surat kepada kami, perihal Penutupan Service Surabaya – Marapokot,” beber Bambang.

Isi surat bernomor 011/OR/MPO/0118 itu adalah, “Dengan melakukan evaluasi market dan kebutuhan akan peningkatan kapasitas kapal serta mempertimbangkan faktor resiko, yang saat ini berdampak kepada operasional, maka bersama ini kami sampaikan bahwa belum dapat melanjutkan support aktifitas bongkar muat di Marapokot”.

Setelah menerima surat tersebut, Bambang kembali menghubungi dan meminta manajemen PT Meratus Line untuk segera memperbaiki kerusakan pelabuhan yang diakibatkan oleh aktivitas bongkar muat kapal – kapal milik PT Meratus Line. Namun hingga kini kerusakan belum juga diperbaiki.

“Jangan sudah buat rusak pelabuhan, lantas pergi begitu saja, ini namanya tidak bertanggung jawab,” ucap Bambang.

Yoga, staf PT. Meratus yang dihubungi SERGAP via telepon, mengatakan, pihaknya akan bertanggungjawab terhadap kerusakan yang ada. Namun dirinya tidak menjelaskan kapan perbaikan akan dilakukan.

“Kami dari Meratus pada tanggal 15 Pebruari 2018 telah menyampaikan secara tertulis pada pihak otoritas Pelabuhan Marapokot bahwa segala kerusakan yang terjadi akibat aktifitas bongkar muat selama ini, akan kami perbaiki. Kami bukan tidak bertanggung jawab. Kami mewakili segenap para pemakai jasa pelabuhan Marapokot berkomitmen untuk melakukan perbaikan semua kerusakan yang ada,” tegasnya.

Lapangan penumpukan Pelabuhan Marpokot yang rusak akibat aktivitas bongkar muat PT Meratus Line.
Lapangan penumpukan Pelabuhan Marpokot yang rusak akibat aktivitas bongkar muat PT Meratus Line.

Sejumlah buruh dan nelayan yang ditemui SERGAP di pelabuhan Marpokot mengaku kesal dengan keberadaan PT Maratus Line di Marpokot. Mereka menilai, kehadiran PT Meratus sama sekali tidak menguntungkan perekonomian lokal.

“Mereka datang hanya bikin rusak ini pelabuhan, begitu sudah rusak, mereka bangun jalan. Mereka itu seperti mafia saja, sudah dapat untung besar, bukannya bersyukur, malah kabur,” ujar Eman, nelayan lokal yang saban hari menggunakan pelabuhan Marpokot sebagai tempat labuh untuk menjual tangkapannya. (sg/sg)

Katanya pindah ke Ende, begitu pelabuhannya rusak yang pasti mereka pindah lagi. Sebaiknya pihak pemerintah daerah harus hati-hati jika mau kerjasama dengan pihak Meratus, sergah para buruh yang meminta untuk nama mereka di tulis. (*).

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini