Latt Chiu Chai alias Rani Riandra, TKW asal Amarasi, Kabupaten Kupang, yang kini sedang bekerja sebagai PRT di Hongkong.

sergap.id, KUPANG –  Kekerasan terhadap TKW di Malaysia ternyata membuat gerah banyak pihak, termasuk Latt Chiu Chai alias Rani Riandra, TKW asal Amarasi, Kabupaten Kupang yang kini sedang bekerja sebagai PRT di Hongkong.

Lewat siaran langsung facebook pada Kamis (8/3/18) pukul 15.08 Wita, Rani meminta para TKW agar berani melapor ke polisi jika mendapat tindak kekerasan dari majikan.

“Supaya tidak mati konyol di negara orang. Kalau su sampe di negeri orang, bawa dirilah yang baik. Tapi kalau majikan sudah naik tangan , majikan kasi naik kaki di kepala, jangan besong (kamu) diam saja. Jangan mau mati konyol. Segera kabur dari rumah majikan. Minta tolong tetangga, lapor polisi,” pintanya.

Menurut dia, TKW asal Timor tidak patut mendapat kekerasan di luar negeri. Sebab secara fisik, TKW asal Timor tampak gagah dan sangar.

“Kita orang Timor punya muka itu sonde sama dengan orang Sabu, orang Rote atau orang Sumba. Kalau orang Sabu, Rote, Sumba punya muka, nonanya cantik, rambut air. Tapi kalau kita orang Timor, nih liat beta, bibir tebal, mata besar, rambut keriting, badan ke tukang pukul, suara besar. Masa majikan naik tangan, besong diam saja. Rugi besong bawa muka sangar,” katanya.

“Memang kita ini pembantu, tapi kalau majikan sudah naik tangan, maka segera kabur, di luar negeri ada kantor polisi. Jangan sudah dapat siksa, tapi tidak mau kabur. Jangan bikin malu Timor. Perempuan Timor punya muka itu muka tukang pukul. Rugi,,, ditindas tapi tidak mau pertahankan diri,” ucapnya.

Rani memberi tips kepada TKW asal Timor yang sekarang sudah berada di Malaysia atau yang masih berada di tempat penampungan TKI di Indonesia.

“Jika ingin menjadi TKW legal, maka kita harus punya dokumen resmi. Sehingga ketika kita ada masalah di luar negeri, pemerintah (Indonesia) bisa bantu. Kalau kita ilegal, yang rugi adalah kita sendiri,” ujarnya.

Para calon TKW juga diminta untuk pandai memilih Perusahaan Jasa TKI. Jangan cepat termakan dengan rayuan sponsor atau perekrut TKI.

“Cari PT resmi. Di Kupang itu banyak PT yang resmi. Tapi tidak sedikit juga yang tidak resmi. PT yang tidak resmi itu begini, ketika kita sampai di penampungan PT itu, semua barang kita disita, termasuk HP kita. Ketika kita ke luar negeri, kita disuru naik pakai kapal laut lewat Batam, bukan pakai pesawat. Ini PT ilegal namanya. Kita macam pencuri masuk ke negeri orang. Pakai (perahu) Boat, tengah malam lagi,” kata Rani, mengingatkan.

“Karena itu, sebelum berangkat, tanya baik-baik dulu. Kita ke Malaysia pakai apa? Kalau dari Kupang ke Batam pakai pesawat, tapi dari Batam ke Malasya pakai kapal laut, itu berarti PT ilegal,” tegasnya.

Kata Riani, prosedur menjadi TKW resmi adalah, (1) Semua data asli TKW diminta oleh PT perekrut untuk diproses menjadi TKW legal. Mulai dari KTP asli, Kartu Keluarga asli, juga surat resmi dari desa. Jika punya ijasah, juga dimasukan.  (2) Setelah data diambil, calon TKW akan mendapat Medical Check Up (MCU). (3) Jika setelah MCU dinyatakan sehat, maka PT yang bersangkutan akan memberi pelatihan, mulai dari belajar bahasa dan budaya negara yang dituju hingga keterampilan bekerja. (4) Setelah 3 proses itu beres, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan pasport dan visa kerja.

“Pasport sekarang itu pakai retina mata. Dulu pakai sidik jadi. Kalau visa kerja sudah ada, maka kita siap terbang ke luar negeri,” bebernya.

Menurut Riani, Timor adalah penghasil TKW terbesar di Provinsi NTT. Namun banyak yang ke luar negeri secara ilegal. Akibatnya banyak pula menjadi korban kekerasan di sana.

“Buat nona nona yang mau ke luar negeri, tolong pakai dokumen resmi. Karena masuk orang punya negara harus punya dokumemn lengkap. Kalau tidak, maka ketika kita di siksa, kita tidak bisa balas. Akhirnya kita mati percuma di orang punya negara,” ujarnya.

Foto sampul facebook Latt Chiu Chai alias Rani Riandra.

Riani sendiri telah bekerja di luar negeri sejak tahun 2000 ketika dirinya baru berumur 15 tahun dan putus sekolah di kelas 2 SMP. Riani bekerja di Malaysia selama 2 tahun, Singapura 4 tahun, dan hingga kini masih bekerja di Hongkong.

“Ketika beta kerja dua tahun di Malaysia, ada kasus Nirmala Bonat. Nirmala Bonat itu telinganya diiris, di sektrika, mukanya disiram air panas, di tabok. Dia masuk Malaysia cantik, tapi pulang kurus minta ampun. Sekarang lagi ada TKW asal TTS di siksa, diberi makanan anjing Pedigree. Tidur di luar rumah. Majikan jahat sekali. Kasian dia. Tapi setelah di cek di KBRI, dia tidak punya dokumen resmi. Itu artinya dia masuk Malaysia secara ilegal. Yang rugi siapa? Kita sendiri. Miris”, ucapnya, lirih.

“Ini ada kasus baru lagi, tiga hari lalu, TKW asal Niki-Niki (Kabupaten Timor Tengah Selatan). Tapi dia agak pintar dikit. Dia kabur minta pertolongan di KBRI Malaysia. Tapi dia juga ilegal”, ungkapnya.

Riani bingung kenapa TKW atau TKI asal Timor lebih suka ke Malaysia, walau di sana banyak kasus kekerasan yang menimpa TKW asal Timor. VIDEO Latt Chiu Chai alias Rani Riandra

“Kesini saja, ke Hongkong sini, di sini tidak ada majikan tukang siksa begitu. Jangan lagi ada korban yang mati konyol di Malasya hanya karena kurang pendidikan, dan kurang berani minta tolong ke tetangga atau polisi. Puji Tuhan, selama beta di luar negeri, tidak pernah dapat majikan jahat, baik di Malaysia selama 2 tahun, Singapura selama 4 tahun, maupunn sekarang di Hongkong,” tutupnya. (san/san)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini