Gubernur NTT FRans Leburaya adakan acara Coffee Morning bersama wartawan di Rumah Jabatan Gubernur NTT, Sabtu (23/12) pagi.

sergap.id, KUPANG – Gubernur NTT Frans Lebu Raya, memohon maaf kepada masyarakat NTT, apabila selama 10 tahun memimpin daerah ini, terdapat kesalahan yang dilakukannya.

Gubernur juga memberi selamat kepada masyarakat NTT yang merayakan Natal 25 Desember 2017 dan Tahun Baru, 1 Januari 2018.

“Saya bersama keluarga menyampaikan maaf apabila  ada yang salah selama saya memimpin NTT,” ujar Leburaya saat gelar Coffee Morning bersama wartawan di Rumah Jabatan Gubernur NTT, Sabtu (23/12) pagi.

Didampingi Kepala Biro Humas Setda NTT Semuel Pakereng, Leburaya, menjelaskan, sudah 10 tahun ia menempati rumah jabatan dan akan selesai pada Juli 2018.

“Saya menyampaikan terima kasih atas dukungan Media Massa selama 10 tahun kepemimpinan saya. Berkaitan dengan apa yang telah dikerjakan dan apa yang telah kita raih. Tentu semua ini ada saran dan perbaikan,” ucapnya.

Leburaya, berharap wajah NTT 10 tahun lalu berbeda dengan hari ini. Secara kasatmata bisa melihat sendiri seberapa jauh perubahan di NTT. Banyak orang sudah memiliki kemampuan untuk berbelanja dan ini menandakan pertumbuhan ekonomi semakin baik.

@iklan

“Sekarang banyak orang memiliki kemampuan untuk membeli mobil. Berarti ini terjadi perubahan. Mari kita lebih secara objektif melihatnya. Tentu masih ada juga yang kurang,” tegasnya.

Dihadapan puluhan wartawan, Leburaya mengurai sejumlah keberhasilan, terutama dalam upaya mengentasan kemiskinan.

Menurutnya, sejak memangku jabatan Gubernur NTT tahun 2008, prosentase kemiskinan sebesar 27,58 persen. Kemudian sempat menurun hingga 19 persen dan kembali naik akibat pengaruh eksternal.

“Memang ada banyak faktor kemiskinan, tidak sekedar orang punya duit. Tetapi asupan gizi yang berimbang sangat menentukan. Kandungan protein harus jelas. Lemak dan vitamin juga harus jelas dan berimbang,” katanya.

Menyinggung soal data statistik secara nasional, kata Leburaya, pasti keluaran (output) sesuai dengan masukan (input) yang diperoleh. Sebab, dalam prosesnya, ada input, proses (konversi) dan output. Yang jadi pertanyaan adalah, seberapa besarkah input yang diberikan kepada daerah in? Konkritnya, input yang diberikan berbeda, sehingga output pun pasti berbeda dengan daerah lain.

“Kondisi memang sudah demikian dan kita tidak boleh putus asa. Kita harus terus menyemangati diri termasuk seluruh masyarakat NTT untuk menbangun. Kita harus punya cita-cita dan mimpi besar untuk membangun NTT,” ajak Lebu Raya. (Wil/Wil)

KOMENTAR ANDA?

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini