sergap.id, KUPANG – Maksudnya ingin mengubah nasib dengan menjadi TKW di luar negeri, namun sejumlah warga NTT justru mengalami nasib naas. Sebagain meninggal, sebagiannya lagi pulang dengan cacat permanen akibat disiksa majikan.
Alasannya beragam, mulai dari tidak memiliki kecakapan kerja sebagai TKW hingga menjadi korban mafia perdagangan orang.
Tak heran bila sejumlah TKW pulang dalam keadaan hamil, bahkan tidak sedikit yang pulang dengan anak tanpa ayah.
Melihat kondisi ini, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), berang dan mengancam akan mematahkan kaki para perekrut dan pengirim TKW ke luar negeri.
Kemarahan VBL beralasan. Sebab kasus perdagangan orang atau human trafficking di NTT sangat tinggi dan sangat-sangat meresahkan masyarakat.
“Saya minta aparat keamanan untuk patahkan kaki para pelaku perdagangan orang,” tegas VBL.
Nasib para TKW atau TKI yang sering berujung duka di luar negeri itu, membuat VBL bersikap dan menerbitkan kebijakan moratorium TKI.
Alasannya, tahun 2017 saja terdapat 62 TKI yang dikirim pulang dalam keadaan sudah meninggal. Begitu pun tahun 2018 sebanyak 72 jenasah TKI yang dipulangkan ke NTT.
Menurut VBL, perdagangan manusia adalah modus perbudakan bagi warga NTT. Karena itu moratorium wajib dilakukan.
“Masalah TKI di NTT sangat serius. Karena itu, mafia trafficking harus diberantas hingga ke akar-akarnya,” ucap VBL.
Sikap VBL langsung direspon oleh Dinas Koperasi dan Nakertrans Provinsi NTT, dan dalam tiga bulan terakhir, instansi yang dipimpin oleh Sisilia Sona itu berhasil mencekal 160 TKI ilegal.
Kata Sisilia, dalam operasi penertiban TKI Ilegal, pihaknya mengikuti SOP yang berlaku.
“Kami lakukan interview, jika kelengkapan dokumen tidak ada, kami beri pembinaan di kantor. Jika dalam pemeriksaan ditemukan hal-hal yang harus kami laporkan ke Angkasa Pura, maka kami melaporkan semua kejadian yang terjadi sepanjang hari itu kepada Angkasa Pura,” ujar Sisilia kepada wartawan di Kantor Gubernur NTT, Senin (25/3/19).
Menurut dia, sesuai arahan VBL, pihaknya telah berupaya agar jangan terlalu banyak orang NTT menjadi TKI di luar negeri.
“Jadi kamu betul-betul melakukan perlindungan terhadap para tenaga kerja yang ingin mencari pekerjaan di luar negeri. Kita berupaya agar tidak perlu banyak orang yang keluar NTT. Saat ini izin yang kami keluarkan sangat terbatas,” bebernya.
BACA JUGA:
- TKW Asal Malaka yang Sempat di Penjara Selama 10 Bulan Akhirnya Pulang Kampung
- Mendapat Perlakuan Kasar dari Majikan, TKW Asal Malaka Melarikan Diri
- Sebelum Dikirim Ke Malaysia, TKW Asal Timor Ditiduri Oknum Pengelola PJTKI
- Tips TKW Asal Amarasi di Hongkong Untuk Semua TKW Asal Timor di Malaysia
- TKW Asal Soe Disiksa Tidur Dengan Anjing, Jenasahnya Telah Dipulangkan
- Tak Hanya Disekap, TKW Asal Malaka Ini Juga Disiksa Majikannya
- Dikurung dan Disiksa Majikan, TKW Asal TTS Diselamatkan Polisi Malaysia
- Kemaluan Hingga Leher Milka Dijahit Pakai Senar, KPPO Kupang Surati Kemenlu
- Selain Disiksa, Yeni Juga Dilarang Beribadah dan Dipaksa Minum Obat Anti Haid
Sisilia menjelaskan, persoalan yang sesungguhnya bukan karena ketiadaan lapangan pekerjaan di NTT.
“Tapi skill. Karena itu di BLK 2 kami melatih agar mereka bisa mandiri. Sebelum berangkat mereka harus dilatih dulu,” ucapnya.
Sampai saat ini, kata Sisilia, belum ada tenaga kerja legal yang dikirim ke luar negeri, karena mereka masih mengikuti pelatihan.
Dirinya mengaku bingung dengan beberapa calon TKI ilegal yang telah digagalkan keberangkatannya itu.
“Kadang pada pencekalan kali kedua juga orang-orang yang sama,” ungkapnya. (advetorial/el)